Kebetulan sudah lama tidak pulang kampung, jumat malam saya putuskan untuk mudik. Selain kangen dengan keluarga, mudik kali ini ada agenda lain, salah satunya adalah untuk menghadiri acara Jamasan (Nyuci) Pusaka di Museum Galuh Pakuan Ciamis. Kebetulan saya mendapat kabar tentang acara ini dari Pak Eman (Dinas Kebudayaan Kabupaten Ciamis).
Sabtu subuh saya sampai di Ciamis, tidur sejenak, lalu saya bergegas berangkat menuju Situs Jambansari tempat acara Jamasan Pusaka dilaksanakan. Situs Jambansari berada di Komplek Makam Raden Adipati Aria Kusumadiningrat, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Rancapetir, Kelurahan Linggasari, Kabupaten Ciamis.
R.A.A. Kusumadiningrat (Kanjeng Prebu) merupakan salah satu Bupati Galuh (Ciamis) yang berkuasa dari tahun 1839 – 1886. Kepemimpinan R.A.A. Kusumadiningrat saat itu boleh dibilang sangat gemilang. Beliau wafat tahun 1886, kepeminpinan digantikan oleh putranya yaitu R.A.A. Kusumasubrata. Tahun 1914, R.A.A. Kusumasubrata diganti oleh Bupati Tmg. Sastrawinata dan Bupati Tmg. Sastrawinata pada tahun 1915 mengganti nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis. Penggantian nama Galuh menjadi Ciamis dilatarbelakangi oleh politik pemerintahan dibawah kekuasaan Belanda.
Menurut jadwal, acara dimulai pada Pkl. 08.00 WIB. Ketika sampai di depan gerbang Situs Jambansari, suasana sangat sepi, pagar besi masih dalam keadaan terkunci. Aneh…harusnya pagar besi dibuka kalau ada acara, lalu saya bertanya kepada seorang kakek yang sedang nyapu halaman. Beliau menjelaskan bahwa acara Jamasan Pusaka dipindahkan ke Museum Galuh Pakuan yg berlokasi di Kadatuan (Keraton) Selagangga, tidak jauh dari Situs Jambansari.
Suasana di Museum Galuh Pakuan tidak jauh berbeda dengan Situs Jambansari, sepi…ternyata saya datang kepagian…:)…kedatangan saya disambut ramah oleh Rd. Aike Mulyadi Garnadi. Setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, sayapun diperkenalkan dengan Rd. H. Ruyat Sudrajat, mereka merupakan generasi ke 5 keturunan R.A.A. Kusumadiningrat. Pak Yayat (panggilan akrab Rd. H. Ruyat) dan Pak Yadi (Rd. Aike Mulyadi Garnadi) mengajak saya masuk ke dalam Museum Galuh Pakuan dan menjelaskan mengenai sejarah dan latar belakang Museum Galuh Pakuan.
Karena acara dimulai jam 11 siang, Pak Yayat mempersilahkan saya keliling Museum terlebih dahulu karena mereka harus kembali bebenah mempersiapkan acara Jamasan Pusaka. Menjelang siang, satu persatu keturunan R.A.A. Kusumadiningrat berdatangan mereka tergabung dalam PRPGP (Paguyuban Rundayan Prabu Galuh Pakuan) antara lain Rd. H. Lukman Soemadisoeria, Rd. Dedi Hidayat Kusumaamidenda, Rd. Edgar Setiabudi dan Rd. H. Boy Gobata Kusuma Sembada, mereka sudah memakai pakaian adat kecuali Pak Boy, hadir pula Bapak Toyo Djayakusuma ketua Yayasan Kusumadiningrat. Keluarga besar termasuk wakil dari Kerajaan Sumedang sudah datang, tapi dari pihak undangan diluar keluarga keraton belum pada datang, sayapun mengontak teman dari paguyuban Situs Kawali, ternyata mereka dalam perjalanan. Satu persatu undangan mulai berdatangan, Pak Eman dari Dinas Kebudayaan juga sudah datang, kru TV Galuh juga datang untuk meliput, gak lama rombongan para kuncen dateng dengan pakaian serba hitam. Sebelum acara dimulai, ngobrol dulu dengan Kang Wira yang merupakan penerus kuncen Situs Jambansari…senang bisa berkenalan dengan mereka.
Menjelang pkl. 11 siang acara dimulai, dimulai dengan sambutan ketua penyelenggara dan para sesepuh. Dari 150 pusaka, hanya 5 pusaka yang di Jamas, ternyata semua pusaka sudah di bersihkan beberapa hari sebelumnya…kamipun sedikit kecewa karena Jamasan hari itu hanya simbolis, sangat singkat. Setelah Jamasan Pusaka, acara dilanjutkan dengan keliling Museum, Pak Yayat menjelaskan benda-benda sejarah dan foto silsilah kerajaan terutama yang ada kaitannya denga R.A.A. Kusumadiningrat, yang ikut acara keliling museum hanya 10 orang, yang lainnya lebih memilih menyantap makan siang…lapar coy…;)…dan SMP (Selesai Makan Pulang).
Salam kenal Pak Dani saya M.Radian Suriaatmaja saya juga anggota dari PRPGP.Saat acara ini diselenggarakan saya tidak hadir karena berhalangan.Saya sangat penasaran dengan apa saja yang terjadi di acara ini tetapi saudara saya tidak mendokumentasikan saat acara tersebut berlangsung.Apakah bapak punya foto-foto lain saat acara ini diselenggarakan?Kalau ada bolekah saya melihatnya?
Terima kasih
Salam kenal juga, foto lain ada tapi hampir sama, foto-foto yang ada di sini mewakili foto-foto yang lainnya…:)
Kang Dani, dina waktos anu caket, manawi pareng insya Allah PRPGP gaduh maksad bade ngayakeun event/acara moment anu langka nyaeta silaturahim Raja-Sultan-Pemangku Adat sa Jabar & Banten.
Hatur nuhun informasina Pak, mudah-mudahan tiasa sumping.
Salam kenal Kang Dani
Saya Ari Irnawan orang tua dan buyut saya dari dulu sampai sekarang tinggal di Selagangga, sejak saya berziarah lebaran tahun 2013 kemarin ke Kanjeng Prebu di Jambansari yang lokasinya sangat dekat dengan rumah kakek saya. Saya mulai tertarik dengan sejarah Galuh dan mulai mencari asal usul leluhur saya.
Konon katanya kakek saya almarhum (Marcusi bin Suanda) sering ikut acara ritual ritual di Jambansari.
Mohon kiranya bila berkenan saya di informasikan mengenai acara acara di Jambansari.
Hatur nuhun…
Assalamualaikum. Kang abdi ti bogor, abdi salah sahiji jalmi nu reseup kana titinggalan pasundan komo kana pusaka tosan aji..
Kangge silaturrahmi mangga tiasa bales email abdi ronald.saparul@gmail.com
Asslkum Wr Wb
Saya Rizal dr Surabaya yg kbetulan masih kturunan dr R.Usman yg konon mnrut crita masih ada keturunan dr kerajaan Galuh mohon bagi siapapun yg mngetahui/yg dpt membantu bisa mghubungi via email rizal_andriyanto1974@yahoo.co.id atau 0818382270.
Tidak ada mksud lain saya hnya ingin mgetahui silsilah keturunan saja,terima kasih.
Asslkum Wr Wb
Ass…..sy Yuli Krisdianto, melalui rubrik ini sy ingin menyampaikan bahwasanya sy menurut terawangan dr salahsatu keris pusaka sy, sy msh ada keturunan kerajaan galuh dari ” TARIWULAN” bisakah sesepuh keluarga besar Paguyuban Galuh membantu sy utk menelusuri kebenaran asal usul leluhur saya…..apakah benar sy msh keturunan kerejaan Galuh dari garis keturunan “TARIWULAN”…..mohon bantuan dan pencerahannya…..terikasih sebelumnya.
Kepada semua saja yang tertarik dengan museum dengan segala kelengkapannya di antaranya kami memiliki buku silsilah dimulai Prabu Haur Kuning abad ke 16 silahkan datang ke museum kami di jalan KH.Ahmad Dahlan 40 Ciamis namun sebaiknya kontak dulu ke saya Ruyat Sudradjat Ke e-mail yayatsudrajat204@gmail.com
atau disana bisa menghubungi Bapak Agus
Kepada yuli Krisdianto keturunan Tariwulan itu jaman kerajaan Galuh pusat kekuasaannya didaerah Banyumas kira2 abad ke 9 sebelum pindah kedaerah Kawali . Pusat kekuasaan memang sering berpindah tempat mulai dari daerah Kendan Nagreg Bandung timur kemudian Karangkamulyan Ciamis , Banyumas lalu Kawali Ciamis . Dan terakhir pangandaran, Garatengah Ciamis , Imbanagara kemudian Cibatu/ ciamis yg sekarang